Page 63 - BUKU_Nurtati Soewarno dkk
P. 63
identifikasi. Diharapkan studi ini dapat memotret kelayakan GPIB Bethel
Bandung sebagai Bangunan Cagar Budaya dengan kriteria Bangunan
Cagar Budaya kelas A.
3.2 Sejarah Bangunan
3.2.1 Sejarah GPIB (Gereja Protestan Indonesia Barat)
De Protestantse Kerk In Nederlands Indie dibentuk pada tahun
1605 di Ambon Maluku, Hindia Belanda. Namun di tahun 1619, kantor
pusat De Protestantse Kerk In Nederlands Indie dipindahkan ke Batavia
sehubungan dengan berpindahnya kedudukan Gubernur Jenderal
Hindia Belanda dari Ambon ke Batavia. Karena wilayah pelayanan
semakin banyak dan meluas, maka cabang-cabang De Protestantse
Kerk In Nederlands Indie mengalami berbagai persoalan. Pada tahun
1927 disepakati bahwa keesaan gereja harus tetap dipertahankan,
namun wilayah yang memiliki kekhususan diberi status mandiri yang
lebih luas untuk mengatur pelayanannya secara sendiri-sendiri.
Dalam Sidang Sinode De Protestantse Kerk In Nederlands Indie
tahun 1933, jemaat di Minahasa, Maluku, bekas wilayah Keresidenan
Timor dan pulau-pulau di sekitarnya diberikan wewenang untuk menjadi
gereja mandiri dalam persekutuan De Protestantse Kerk In Nederlands
Indie. Pada tahun 1934, jemaat di Minahasa dilembagakan menjadi
gereja mandiri pertama dengan nama Gereja Masehi Injili di Minahasa
(GMIM). Setahun kemudian pada tahun 1935, jemaat di Maluku
dilembagakan menjadi gereja mandiri kedua dengan nama Gereja
Protestan Maluku (GPM). Setelah berakhirnya Perang Dunia II, pada
tahun 1947, jemaat di wilayah Sunda Kecil dilembagakan menjadi
gereja mandiri ketiga dengan nama Gereja Masehi Injil di Timor (GMIT).
54

