Page 25 - BUKU_Nurtati Soewarno dkk
P. 25

1.9 KESIMPULAN
                      Keberadaan  Kelenteng  di  Kota  Bandung  mewakili  sejarah

              kedatangan  warga  Tionghoa  dan  akulturasi  budaya  lokal.  Kelenteng

              Satya  Budhi  merupakan  Kelenteng  tertua  dan  terbesar  di  Bandung
              yang  difungsikan  sebagai  bangunan  peribadatan  umat  Tridharma.

              Kelenteng ini mempunyai nilai sejarah dan budaya yang terlihat pada
              interior dan eksterior bangunannya. Secara arsitektural, setiap elemen

              bangunan Kelenteng mempunyai filosofi dan makna tersendiri, seperti
              tata  ruang,  aliran  sirkulasi,  dan  ornamen.  Bangunan  Kelenteng  Satya

              Budhi merupakan Bangunan Cagar Budaya Kelas A yang memberikan

              syarat  bahwa  bangunan  Kelenteng  harus  dilindungi  karena  terdapat
              sejarah  yang  perlu  dilestarikan.  Hal  ini  merupakan  upaya  konservasi

              agar  upaya  pemugaran  selanjutnya  tetap  menjaga  nilai  budaya  dan
              sejarah bangunan Kelenteng.

                      Kajian  tata  ruang,  alur  sirkulasi,  dan  ornamen  bangunan

              merupakan  bagian  dari  upaya  revitalisasi  bangunan  cagar  budaya
              dengan  tipologi  tempat  ibadah  yang  diharapkan  dapat  memberikan

              kontribusi  ilmu  pengetahuan  bagi  pariwisata  dan  umat  Tridharma  di
              Bandung.  Tata  ruang  yang  terbentuk  dari  kegiatan  utamanya  yaitu

              beribadah  termasuk  dalam  kriteria  pelataran  dengan  aliran  sirkulasi

              yang  linier.  Zona  profan  dan  sakral  terbentuk  dimulai  dari  sirkulasi
              pemujaan kepada Dewa Langit di bagian luar bangunan (teras depan)

              dan  dilanjutkan  dengan  doa  kepada  Dewa  Penjaga  Kelenteng  yaitu
              Kwan  Kong.  Kemudian  dilanjutkan  dengan  pemujaan  di  altar  Dewa-

              Dewa  lain  sesuai  kepercayaan  masyarakat  lokal.  Kajian  ornamen
              bangunan  terdiri  dari  penggambaran  siklus  kehidupan  dan  beberapa

              hewan  mitologi  yang  dominan  digambarkan  sebagai  penjaga

              Kelenteng, seperti harimau putih dan naga hijau.



                                                   16
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30