Page 11 - BUKU_Nurtati Soewarno dkk
P. 11

mereka menempati tempat yang sudah ditetapkan oleh Pemerintahan
              Hindia  Belanda.    Mata  pencaharian  umumnya  masyarakat  Tionghoa

              adalah  sebagai  pedagang  maka  mereka  tinggal  di  seputar  kawasan

              perdagangan (Kunto, 1984).
                      Di kota Bandung masyarakat Tionghoa tinggal di seputar pasar-

              pasar  tradisional  yang  kemudian  berkembang  menjadi  kawasan
              perdagangan, salah satunya adalah Pasar Andir. Pasar Andir terletak di

              sebelah Barat dari Pasar Baru yang merupakan pasar pertama di kota
              Bandung  (Soewarno,  2018).  Pasar  Andir  didirikan  sejalan  dengan

              perkembangan  kota  Bandung  ke  arah  Barat.  Kawasan  ini  diyakini

              sebagai  lingkungan  hunian  tertua  masyarakat  Tionghoa, hal  ini  dapat
              ditandai  dari  bangunan  Kelenteng  yang  didirikan  pada  tahun  1885,

              yaitu  Kelenteng  Hiap  Tian  Gong(协天宫)yang  memiliki  arti  Istana

              Para Dewa. Kelenteng ini terletak tidak jauh dari Pasar Andir dan saat
              ini Kelenteng tersebut telah berganti nama menjadi Vihara Satya Budhi.



              1.2 Sejarah Kelenteng Hiap Tian Gong atau Vihara Satya Budhi
                      Kelenteng  Hiap  Tian  Gong  merupakan  Kelenteng  tertua  dan

              terbesar di kota Bandung. Menurut catatan Kelenteng ini didirikan pada
              tanggal 16 Juni tahun 1855 dan merupakan Kelenteng pertama di kota

              Bandung. Kelenteng ini didirikan oleh masyarakat Tionghoa yang hijrah
              ke Bandung usai Perang Diponegoro (1825-1830). Selain menetap dan

              mencari nafkah, masyarakat Tionghoa memerlukan tempat berkumpul

              untuk menjalankan adat, tradisi dan kepercayaan tradisional Tionghoa.
                      Pembangunan  Kelenteng  Hiap  Tian  Gong  diprakarsai  oleh

              seorang  saudagar  Tionghoa  Tan  Hap  Hay.  Dalam  pembangunannya
              beliau mendatangkan seorang arsitek dan ahli teknik sipil langsung dari

              Tiongkok, mereka adalah Chui Tzu Tse dan Kung Chen Tse, yang ahli



                                                    2
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16